Info Lainnya

Wednesday, September 24, 2008

ZIARAH BUDAYA KOTA TANGERANG

Jejak Sejarah Tangerang
AWAL mula berdirinya bebrapa kerajaan dan kota besar di bumi ini umumnya
diliputi mitos. Kekosongan data sejarah diisi dengan cerita legendaries. Demikian
halnya dengan Roma, yang katanya didirikan oleh Romulus dan Romus, kakak
beradik yang dibesarkan oleh seekor srigala. Demikian juga juga diceritakan
tentang negeri Matahari Terbit yang dikaitkan keturunan dewi matahari, yang
sampai kini menghiasi bendera kebangsaan Jepang.

Tetapi tidak jika kita berbicara sejarah Tangerang, yang tidak bisa
dilepaskan dari empat hal utama yang saling terkait. Keempat hal itu adalah
peranan Sungai Cisadane; lokasi Tangerang di tapal batas antara Banten dan
Jakarta; status bagian terbesar daerah Tangerang sebagai tanah partikelir dalam
jangka waktu lama; dan bertemunya beberapa etnis dan budaya dalam
masyarakat Tangerang.
Sungai Cisadane membujur dari selatan didaerah pegunungan ke utara di
daerah pesisir. Sungai ini amat berperan penting dalam kehidupan masyarakat di
sepanjang daerah aliran sungai (DAS) hingga dewasa ini. Yang berubah
hanyalah jenis peranannya. Sejak zaman kerajaan Tarumanegara (abad ke-15)
hinggga awal zaman Hindia Belanda (awal abad ke-19), sungai ini berperan
sebagai sarana lalu lintas air yang menghubungkan daerah pedalaman dengan
daerah pesisir.
Disamping itu, sungai Cisadane juga menjadi sumber penghidupan
manusia yang bermukim di sepanjang DAS ini. Antara lain untuk mengairi areal
persawahan dan perikanan di daerah dataran rendah bagian utara Tangerang.
Dengan peran yang pertama itu, hasil bumi dari daerah pedalaman (lada,
beras, kayu, dan lain-lain) dapat dipasarkan ke daerah pesisir dan luar daerah
Tangerang. Sebaliknya, keperluan hidup penduduk pedalaman seperti garam,
kain, gerabah, dan lain-lain, dapat didatangkan daerah pesisir dan luar daerah
Tangerang. Sementara, peranan kedua dapat meningkakan produksi pertanian,
terutama produksi beras, selain untuk mencegah bahaya banjir.
Download buku selengkapnya disini
Selengkapnya »»

Sunday, September 21, 2008

Kebakaran di Kiasnawi Tangerang


Pada hari Sabtu, 20 September 2008 telah terjadi kebakaran yang begitu dahsyat, karena kebakaran tersebut mengakibatkan puluhan rumah dan toko yang berada di kawasan kiasnawi hangus terbakar. Menurut informasi, kebakaran tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 Wib dan terjadi di rumah warga yang berada di kampung Asem (dekat rel kereta api) penulis tidak mengetahui pasti sumber kebakaran tersebut dikarenakan banyaknya informasi yang masih simpang siur dan polisi masih mencari sumber kebakaran tersebut.

Kebakaran tersebut antara lain menghanguskan toko Sabar, Toko Gunung Kawi, Toko Cahaya Sport dan beberapa toko lainnya. Titik api diperkirakan sekitar tujuh titik api sehingga api begitu cepat meluas sehingga mengakibatkan puluhan rumah dan toko hangus terbakar. Kios yang berada di wilayah kartini pun hangus terbakar sehingga mengakibatkan api meluas ke Sekolah (untung saja tidak meluas ke gedung, hanya atap bangunan baru yang terkena sedikit).
Ribuan warga yang memadati wilayah tersebut mengakibatkan sulitnya tim pemadam kebakaran untuk melakukan aktifitas pemadaman, belasan mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api tersebut, pemadam kebakaran tersebut terdiri dari tim pemadam kota Tangerang, Kecamatan Tangerang dan tim pemadam Jakarta Barat.
Sampai minggu pagi api masih menyala di Toko Cahaya Sport, sehingga tim pemadam kebakaran pun turut memadamkan api hingga pagi hari. Polisi pun berjaga-jaga hingga minggu ppagi, hal ini untuk menjaga lokasi kejadian agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Akibat dari kebakaran tersebut jalan menuju Kiasnawi dari arah kisamaun di tutup, begitu pun arah dari Daan Mogot menuju Kisamaun ditutup, selain itu kemacetan juga terjadi di beberapa tempat antara lain di depan Plasa Tangerang dan Kisamaun. Selain itu pula akibat dari kejadian ini beberapa wilayah yang berada di wilayah Kisamaun dan sekitarnya terjadi pemadaman listrik akibat dari adanya gangguan listrik di wilayah tersebut akibat kebakaran, listrik baru menyala pada hari minggu pagi.



Selengkapnya »»

Wednesday, September 3, 2008

WH Berencana Bangun Tempat Kursus Keterampilan

Pemkot berencana akan membangun tempat kursus-kursus keterampilan guna menampung warga masyarakat yang tidak bisa mengikuti pendidikan formal. Meskipun Pemkot telah berhasil membangun dan meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan formal.

Diantaranya dengan membangun lebih dari 400 gedung sekolah serta mendirikan beberapa sekolah baru termasuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Demikian diungkapkan Walikota H. Wahidin Halim (WH) saat Pelantikan dan Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non-Formal (PTK-PNF) Kota Tangerang di Ruang Al Amanah, Gedung Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Rabu (27/8), yang mengambil tema ”Melalui PMPTK-PNF kita tingkatkan mutu dan akses layanan PNF menuju masyarakat yang berkualitas dan berakhlakul karimah”. Kegiatan ini diikuti oleh 155 peserta yang terdiri dari unsur pengelola pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), pengelola pendidikan anak usia dini (PAUD), pengelola kursus, serta tenaga lapangan Dikmas (TLD).

”Upaya tersebut salah satunya akan diwujudkan dalam pembangunan Posyandu yang dilengkapi fasilitas untuk penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (PAUD) serta pelatihan keterampilan yang dapat dilaksanakan oleh masyarakat,” papar walikota. Upaya ini diakui guna meningkatkan kualitas pendidikan, terutama pendidikan non formal. Keberadaan pendidikan non-formal menjadi penting guna mendukung pendidikan formal dalam bersama-sama mewujudkan masyarakat yang cerdas mempunyai keterampilan. Pendidikan non-formal pun menjadi penting artinya untuk menampung warga belajar yang tidak atau belum tertampung di sekolah formal.

Terkait itu, WH meminta agar Fasos-Fasum yang ada segera diinventarisasi untuk diberikan hak guna bangunan sehingga dapat digunakan sebagai fasilitas pendidikan non-formal. Hal tersebut menunjukan besarnya komitmen Pemkot untuk mencerdaskan masyarakat Kota Tangerang sesuai amanat undang-undang. Pendidikan menjadi perhatian utama baik itu pendidikan formal maupun non-formal. Hal itu diwujudkan dengan terus meningkatkan mutu pendidikan, peningkatan sarana dan prasarana sekolah serta pemberian insentif bagi tenaga pendidik.

Sumber :http://tangerangkota.go.id/webbaru/view.php?mode=56&sort_no=69
Selengkapnya »»